ini dia tuga pertama tantri setelah tantri dit edemikian jadi. oke tantri akan seer ini mudah-mudahan ada yang mau make buat tugas.
Keterampilan
menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial,
sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.
Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi
yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam
pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal
huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada
situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa
mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu
memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun
bahasa tulisan.
PENGERTIAN MEYIMAK
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
Menyimak
juga memiliki pengertian sebagai suatu proses suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Sedangkan menyimak menurut Djago Tarigan dapat didefinisikan
sebagai suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Menurut
pendapat Tarigan proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia
berbeda dengan mendengar atau mendengarkan.
JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak dan bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
A. Menyimak ekstensif (extensive
listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di
pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini
lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan
dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan
sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih
utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar
sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain,
suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat
terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak
pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan
menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati
dan memahami sebuah pembacaan puisi
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah,
setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam
bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah
tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil
menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah
dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah
menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan
ketidaksengajaan.
B. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan
dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan
proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan
menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan
baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak
ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan
lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna
pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan,
ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak
intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang
disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu
dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak
terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat
pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai
hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang
dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya,
ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa
yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa
resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah
kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat
reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara
lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara,
(2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau
mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui
tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan
kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b)
mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil
simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium,
ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari
pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah
wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak
itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang
penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi
baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik
baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur
bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan
dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah,
misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b)
mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan
pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan
penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang
telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.
Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk,
(b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas
dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting
dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan
(f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa
yang sedang dipelajarinya. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak
dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan,
(b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan
memusatkan pada tema-tema tertentu
TUJUAN MENYIMAK
1.
Dasar belajar bahasa
2.
Menunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3.
Pelancar komunikasi
4. Menambah informasi/pengetahuan
Namun tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap
dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa
simakan.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis
dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
Tidak semua yang bertelinga, bisa mendengar
Tidak semua yang mendengar, bisa mengerti
Tidak semua yang mengerti, bisa memahami
Tidak semua yang memahami, bisa berempati
Tidak semua yang berempat, bisa beraksi
Tidak semua yang beraksi, bisa mengevaluasi.
Mendengar
adalah hal selalu dilakkan orang normal, namun apa semua orang normal mengerti
apa arti mendengar. Mendengar adalah proses menyaring. Dalam satu detik kita
terpapar ribuan stimulus dan informasi yang masuk melalui indera pendengaran.
Dan dalam satu detik itu juga, kita bisa menentukan informasi mana yang kita
pilih untuk didengarkan. Itulah penyaringan tidak sadar yang dilakukan diri
kita atas perintah otak. Tak terbayangkan bahwa semua informasi itu masuk dan
diproses di otak secara optimal. Jika itu yang terjadi, dalam hitungan menit
otak kita akan kelebihan beban pemrosesan. Hal yang sulit dari mendengar adalah
ketika proses selanjutnya hanya berhenti pada mendengar belaka. Orang yang
mengerti apa yang didengar belum tentu memahaminya. Paham memang membutuhkan
kerja yang lebih lagi dari seorang manusia. Selain melibatkan otak, juga
melibatkan aspek kepribadian yang lain.
Tetapi YANG PALING SULIT dari
proses mendengar adalah : “mendengar dan bukan hanya didengar”.
Setiap orang normal pasti bisa mendengar. Tapi mendengar menjadi sulit ketika
seseorang hanya mau didengar dan tidak mau mendengar. Didengar oleh orang lain
memang enak dan bagi sebagian orang penting. Mendengarkan suara orang lain
menjadi masalah yang sulit ketika kita tidak membuka ruang dalam diri kita
untuk memberikan orang lain menyampaikan apa yang dipikirkannya. Mendengar
memang bukan hanya butuh telinga. Dia butuh otak, butuh hati, butuh emosi,
butuh empati, butuh aksi, dan juga butuh “ruang lain” dalam diri. Sesuatu yang
kelihatannya sederhana bisa saja berujung kerumitan dan kesulitan
Mendengarkan, apa
setiap manusia normal mendengarkan , namun kenapa tak pernah memahami dan
mengidentifikasi apa yang didengarkan. Padahal dalam pengertiannya mendengarkan
adalah suatu proses menangkap,mengingat dan memahami apa yang didengarnya dan
apa yang orong lain katakana kepadanya.dalan konsep tersebut terdapat lima tahapan
mendengarkan
1. Mendengarkan
Mendengarkan melibatkan pemrosesan
suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:
- Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang
terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-lain.
- Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap
informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan proses
penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan
kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan
yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang
disampaikan dapat lebih memahaminya.
3. Mengingat
Setelah memahami informasi yang
telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar
informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori. Agar
informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan
konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa
apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang
telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.
4. Menafsirkan
Penafsiran merupakan proses memahami
pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi.
Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan informasi/pesan
yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya
misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.
5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi
mengenai pesan yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai
yang diungkapkan oleh pembicara, membedakan fakta d
pembicara.
Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan waktunya untuk
bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya dengan nilai
gabungan waktu yang dihabiskan untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan
demikian agar proses mendengarkan informasi dilakukan secara efektif, maka kita
perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-langkahnya.
KESIMPULAN
Menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan
bunyi, menyimak juga memerlukan perhatian erius karena menyimak sangat berbeda
dengan mendengar dan mendengarkan. Terdapat beberapa jenis menyimak berdasarkan
sumber suara dan cara penyimak dan bahan yang disimak.
Mendengar adalah proses menyaring kata-kata yang
akan disalurkan ke otak untuk diartikan berdasarkan memori manusia dengan bunyi
tersebut. Mendengar adalah hal yang sulit dilakukan karena mendengar tidak
hanya butuh telinga saja.
Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia.
Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu: 1)Menangkap, dapat mengenal dan
mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-lain. 2)Memperhatikan,
memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak
pembicara
terima kasih untuk:
http://fertobhades.wordpress.com/2007/04/24/mendengar/
http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html
http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/.../mendengarkan-efektif..
http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-mendengarkan